Jumat, 10 November 2017

Gugus Pergi dan Pengaruh Gugus Tetangga


Reaksi substitusi adalah bentuk reaksi kimia, di mana suatu atom dalam senyawa kimia digantikan dengan atom lainnya.Di dalam reaksi heterosiklik, umumnya pereaksi yang membawa pasangan elektron ke substrat atau mengambil elektron dari substrat. Pereaksi yang membawa pasangan elektron disebut nukleofil dan reaksinya disebut nukleofilik. Pereaksi yang mengambil pasangan elektron disebut elektrofil dan reaksinya disebut elektrofilik. Di dalam suatu reaksi di mana substrat terbelah, bagian yang tidak mengandung karbon biasa disebut gugus-pergi (leaving group). Gugus-pergi yang membawa pergi elektron disebut nukleofugal, dan gugus-pergi yang tanpa membawa elektron disebut elektrofugal.
dalam larutan asam alkohol dapat mengalami reaksi substitusi, tetapi alkohol tidak mengalami substitusi pada larutan netral atau basa.

 Substitusi bimolekul melibatkan tumbukan nukleofil dengan karbon substrat yang mengandung gugus pergi. Reaksi substitusi ini disebut sebagai reaksi SN2. Persamaan reaksi umum substitusi SN2

Gugus pergi
Gugus pergi adalah substituen yang lepas dari substrat, yang berarti atom atau gugus apa saja yang digeser dari ikatannya dengan atom karbon.

Pada reaksi diatas, L  merupakan leaving group atau gugus pergi yang diakibatkan oleh adanya serangan dari nukleofil.


Alkil Halida
            Dalam reaksi substitusi alkil halida, halida disebut gugus pergi (leaving group). Ion halida merupakan basa lemah sehingga ion halida berupakan
gugus pergi yang baik. Suatu Basa kuat, misalnya OH- bukan gugus pergi yang baik.

Dalam reaksi substitusi alkil halida, ion iodida adalah halida yang paling mudah digantikan, baru ion bromida dan kemudian klorida.
Jika gugus karbonil mengikat sebuah gugus pergi yang bersifat elektronegatif maka
akan terjadi pelepasan sebuah proton dan sebuah anion, sebagai contoh:
Gugus Tetanggga
Pada reaksi substitusi nukleofilik, partisipasi gugus tetangga didefinisikan sebagai gugus yang memberikan suatu reaksi intermediate yang baru pada pusat reaksi. Untuk reaksi substitusi seperti dibawah, X sebagai gugus tetangga berperan dalam penyerangan nukleofilik intramolekul sehingga melepaskan Y sebagai gugus pergi, yang kemudian diikuti oleh substitusi intermolekul.
Jika suatu gugus tetangga mempengaruhi reaksi melalui suatu jalan yang menyebabkan peningkatan kecepatan reaksi, maka gugus tetangga tersebut dikatakan sebagai “anchimeric assistance”
            Gugus tetangga dapat menggunakan pasangan elektronnya untuk berinteraksi dengan sisi belakang atom karbon yang menjalani substitusi, sehingga mencegah serangan dari nukleofilik, sehingga nukleofilik hanya dapat bereaksi dengan atom karbon dari sisi depan, dan produknya mengikuti konfigurasi awal. 

Pertanyaan:
  1.  Kenapa alkil halida tergolong dalam gugus pergi yang baik? Dan urutkan dari sifat gugus pergi yang paling baik dari alkil halida
  2. Dalam larutan asam alkohol dapat mengalami reaksi substitusi, tetapi kenapa dalam larutan netral atau basa tidak dapat mengalami reaksi substitusi?
  3.  Bagaimana mengetahui peningkatan kecepatan reaksi dengan adanya partisipasi dari gugus tetangga?

Rabu, 08 November 2017

Pembentukan ikatan C-C , Penyerangan Elektrofilik dan Nukleofilik


Ikatan C-C (Ikatan karbon-karbon)

Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara dua atom karbon Bentuk yang paling umum adalah ikatan kovalen - ikatan yang terdiri dari dua elektron. Ikatan tunggal karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital hibrid dari masing-masing atom karbon. Karbon adalah salah satu dari beberapa elemen yang dapat membentuk rantai panjang atom sendiri, yang disebut katenasi. Hal ini ditambah dengan kekuatan ikatan karbon-karbon menimbulkan sejumlah besar bentuk molekul, banyak yang merupakan elemen struktural penting dari kehidupan, sehingga senyawa karbon memiliki bidang mereka sendiri studi: kimia organik.
Reaksi ikatan pembentukan karbon-karbon adalah reaksi organik di mana ikatan karbon-karbon baru terbentuk. Mereka penting dalam produksi bahan kimia buatan manusia seperti obat-obatan dan plastik.

Pembentukan Ikatan C-C
 1. Melalui reaksi radikal bebas



2. Melalui reaksi ion


Reaksi lain dalam pembentukan ikatan karbon-karbon adalah reaksi Aldol, reaksi Diels-Alder, penambahan reagen Grignard ke grup karbonil, dan sebagainya.

Reaksi Substitusi (Penyerang elektrofil dan nukleofil)

Bagi kebanyakan reaksi, adalah tepat sekali untuk menyebut satu reaktan sebagai pereaksi penyerang dan yang lain disebut substrat. Di dalam reaksi heterosiklik, umumnya pereaksi yang membawa pasangan elektron ke substrat atau mengambil elektron dari substrat. Pereaksi yang membawa pasangan elektron disebut nukleofil dan reaksinya disebut nukleofilik. Pereaksi yang mengambil pasangan elektron disebut elektrofil dan reaksinya disebut elektrofilik.

Substitusi nukleofilik
Reaksi yang berlangsung karena penggantian satu atau lebih atom atau gugus dari suatu senyawa oleh atom atau gugus lain disebut reaksi substitusi. Bila reaksi substitusi melibatkan nukleofil, maka reaksi disebut substitusi nukleofilik(SN), dimana S menyatakan substitusi dan N menyatakan nukleofilik.
Spesies yang bertindak sebagai penyerang adalah nukleofil (basa Lewis), yaitu spesies yang dapat memberikan pasangan elektron ke atom lain untuk membentuk ikatan kovalen. Pada umumnya nukleofil adalah ion yang bermuatan negatif (anion), tetapi beberapa molekul netral dapat pula bertindak sebagai nukleofil, contoh: H2O, CH3OH, dan CH3NH2.

Terdapat dua reaksi substitusi nukleofilik yang dapat diterima,yaitu  SN1 dan SN2. Simbol SN menunjukkan reaksi substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 adalah unimolekuler dan bimolekuler. Mekanisme reaksi SN1 berlangsung dua tahap. Tahap pertama melibatkan ionisasi alkil halida menjadi ion karbonium, berlangsung lambat dan merupakan tahap penentu reaksi. Tahap ke dua melibatkan serangan yang cepat dari nukleofil pada karbonium.

Faktor yang menentukan SN1 adalah pengaruh gugus lepas, pengaruh pereaksi atau gugus yang akan masuk dan pengaruh pelarut atau lingkungan

Mekanisme Reaksi SN2
Bila laju reaksi substitusi nukleofilik tergantung pada konsentrasi substrat dan nukleofil, maka reaksi ini dimanakan reaksi tingkat dua dan dinyatakan dengan SN2
Dalam reaksi SN2, nukleofil menyerang substrat dari arah belakang, dalam arti nukleofil mendekati substrat dari arah yang berlawanan dengan posisi gugus pergi. Reaksinya merupakan proses satu langkah, tanpa pembentukan zat antara. Pola umum dari serangan nukleofil terhadap substrat ini dapat digambarkan sebagai berikut:


Substitusi elektrofilik
Perbedaan mekanisme reaksi substitusi elektrofilik dengan mekanisme reaksi substitusi nukleofilik, terletak pada spesies penyerang dan gugus pergi. Pada reaksi substitusi elektrofilik, spesies penyerang dan gugus perginya adalah suatu elektrofil (asam menurut konsep Lewis ). Pada dasarnya perubahan yang terjadi pada reaksi substitusi elektrofilik adalah suatu elektrofil (asam menurut konsep Lewis) membentuk sebuah ikatan baru dengan atom karbon substrat dan salah satu substituen pada karbon tersebut lepas tanpa membawa pasangan elektronnya. Elektrofilnya dapat berupa ion positif, atau ujung positif suatu dipol, atau dipol terinduksi.
R – X     +       Y +     →      R – Y              +      X+
Substrat    elektrofil       hasil substitusi      gugus pergi



Permasalahan:
1. Mengapa beberapa molekul netral seperti H2O, CH3OH, dan CH3NH2 dapat bertindak sebagai nukleofil?
2. Jelaskan faktor pengaruh gugus lepas pada reaksi substitusi mekanisme SN1!
2.  Jelaskan tahapan Mekanisme SN1 pada reaksi hidrolisis berikut:


Sumber :
 Fessenden R. J.dan J. S. Fessenden/A. Hadyana Pudjaatmaka (1986). Kimia Organik, (terjemahan dari Organic Chemistry, 3rd Edition), Erlangga, Jakarta

Firdaus. 2009. Kimia Organik Fisis 1. Makassar: UNHAS.

Jumat, 03 November 2017

Reaksi Substitusi Aromatik Kedua dan Ketiga serta Kaitannya dengan Persaman Hammett

   Di dalam kebanyakan reaksi senyawa organik ada satu atau lebih ikatan kovalen yang putus. Oleh karena itu, mekanisme reaksi kimia organik dapat dibagi dalam tiga jenis dasar, tergantung pada bagaimana ikatan tersebut putus.
Jika suatu ikatan putus dalam mana kedua elektron kovalennya tetap pada satu bagian pecahan maka mekanisme disebut heterosiklik. 

Substitusi.
Di dalam reaksi heterosiklik, umumnya pereaksi yang membawa pasangan elektron ke substrat atau mengambil elektron dari  substrat. Pereaksi yang membawa pasangan elektron disebut nukleofil dan reaksinya disebut nukleofilik. Pereaksi yang mengambil pasangan elektron disebut elektrofil dan reaksinya disebut elektrofilik.
tergantung pada reaktan mana yang ditandai sebagai substrat dan yang
mana sebagai pereaksi penyerang.\
1.      Substitusi nukleofilik
2.      Substitusi elektrofilik
3.      Substitusi radikal bebas


Apabila dikehendaki penambahan atom oksigen pada cincin aromatik diperlukan pendekatan alternatif lain, yaitu dengan menambahkan sinton RO- pada senyawa aromatik dengan suatu gugus pergi (a leaving group). Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi substitusi nukleofilik terhadap senyawa aromatik.




Faktor-faktor  yang mempengaruhi reaksi SN2
•      Kekuatan relatif nukleofil : nukleofil yang bermuatan negatif lebih kuat dari nukleofil netral.
•      Efek Sterik pada nukleofil : nukleofil dengan struktur yang lebih meruah akan terintangi ketika membentuk ikatan tunggal.

Reaksi Substitusi Aromatik Kedua 
     Untuk mengetahui mekanisme reaksi dari senyawa aromatik tersebut sangat berkaitan cepat atau tidaknya rekasi dari senyawa aromatik, bahkan bisa atau tidaknya suatu senyawa bereaksi. Suatu gugus yang melekat pada senyawa aromatik menentukan arah reaksi dan pengarah itulah yang akan berkaitan dengan laju dan kereaktifan suatu senyawa aromatik.




Gugus-gugus yang meningkatkan laju reaksi dinamakan gugus pengaktif sedangkan gugus yang memperlambat laju reaksi disebut gugus pendeaktif. Gugus-gugus yang termasuk kelompok pengarah orto-para sebagian bersifat pengaktif dan sebagian lainnya bersifat pendeaktif, sedangkan gugus-gugus pengarah meta semuanya termasuk dalam kelompok pendeaktif.

Gugus Pengarah Orto, Para (Aktivator)
Gugus pada cincin akan mengarahkan substituen yang baru masuk pada posisi orto, para atau meta sesuai dengan gugus mulanya. Gugus mula tersebut yang disebut sebagai penentu orientasi. Gugus yang merupakan activator kuat adalah gugus pengarah orto, para (adisi elektrofilik mengambil tempat pada posisi orto dan para bergantung pada activator).gugus metal ialah pengarah orto, para, karena reaksi ini dapat berlangsung melalui karbokation intermediet yang paling stabil. Sama halnya, semua gugus alkil adalah orto, para.



Gugus Pengarah Meta
Suatu pengarah meta mempunyai atom bermuatan positif atau sebagian positif yang terikat pada cincin benzena. Dalam reaksi nitrobenzena, gugus nitronya tidak menambah kesetabilan intermedietnya. Malahan intermediet substitusi orto, atau para dan keadaan transisinya kurang stabil (karena energy yang tinggi), karena sebuah struktur resonansi mengandung muatan positif pada atom berdekatan

  
Substitusi ketiga
Jika dua substituen itu mengarahkan suatu gugus masuk ke satu posisi, maka posisi ini akan merupakan posisi utama dari substitusi ketiga.

Persamaan Hammett

Persamaan yang digunakan untuk menyatakan nilai efek elektronik yang dirumuskan oleh Hammet adalah sebagai berikut:
Persamaan ini menggambarkan pengaruh substituen polar posisi meta atau para terhadap sisi reaksi turunan benzena. Persamaan Hammet tidak berlaku untuk substituen pada posisi orto karena adanya efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik karenapelintiran rantai karbon dapat menimbulkan aksi sterik.


Permasalahan :
1. Unsur halogen merupakan gugus pendeaktif, tetapi kenapa termasuk dalam kelompok pengarah orto, para?
2.  


dalam reaksi diatas, kenapa substituen Cl yang ditambahkan lebih memilih berada disamping gugus OH dibandingkan disamping gugus Cl? 

3. Pada m-kloroanisola yang direaksikan dengan Cl2, produk apakah yang dapat dihasilkan dan dapatkah substituen Cl masuk diantara substituen pertama dan kedua?


4.  Berdasarkan reaksi dibawah ini, jelaskan produk yang akan terbentuk berada pada posisi para, orto atau meta? 




SUMBER:
Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga
Firdaus. 2009. Kimia Organik Fisis 1. Makassar: UNHAS
http://staffnew.uny.ac.id/upload/130530945/pendidikan/buku-kimia-organik-sintesis.pdf

Sabtu, 28 Oktober 2017

Persamaan Hammett

Hammet mengemukakan bahwa efek elektronik dari suatu gugus dapat mempengaruhi tetapan kesetimbangan atau tetapan kecepatan reaksi suatu senyawa. Parameter elektronik memberikan nilai yang merupakan ukuran tingkat kekuatan menyumbang elektron atau menarik elektron.
            Parameter elektronik yang biasa digunakan secara luas adalah konstanta substituen Hammet (). Tetapan sigma ini merupakan ukuran efek elektronik dari substituen tertentu pada pusat reaksi dari molekul dalam sebuah senyawa yang berhubungan secara struktural. Nilai sigma dapat digunakan untuk menghubungkan struktur kimia dan aktivitas biologis.
Dalam parameter elektronik ada tiga jenis sifat elektronik yang digunakan, yaitu :
1.      Pengaruh berbagai substituen terhadap reaktivitas bagian molekul yang tidak mengalami perubahan. Penetapannya menggunakan perhitungan orbital molekul.
2.      Sifat elektronik yang berkaitan dengan tetapan ionisasi (pKa) dan berhubungan dengan bentuk terionkan dan tak terionkan dari suatu senyawa pada pH yang tertentu. Penetapannya menggunakan persamaan Henderson-Hasselbach.
3.      Sifat oksidasi-reduksi atau reaktivitas senyawa. Penetapannya menggunakan perhitungan mekanika  kuantum dari energi orbital.

Persamaan yang digunakan untuk menyatakan nilai efek elektronik yang dirumuskan oleh Hammet adalah sebagai berikut:


Persamaan ini menggambarkan pengaruh substituen polar posisi meta atau para terhadap sisi reaksi turunan benzena. Persamaan Hammet tidak berlaku untuk substituen pada posisi orto karena adanya efek sterik, dan juga terhadap turunan alifatik karenapelintiran rantai karbon dapat menimbulkan aksi sterik.
Hammett dalam penentuan persamaannya menemukan fakta menarik bahwa plot log KA untuk ionisasi asam benzoat pada suhu 25˚C terhadap log k untuk hidrolisis ester lebih banyak substituen cukup linear

Permasalahan:
       1.   Apa dasar dari persamaan Hammett? 
   2. Dilihat dari gugus metoksinya, Kenapa  reaksi kondensasi aldol pada p-anisaldehida 
lebih optimum dibandingkan dengan veratraldehida
?

3. Bagaimana pengaruh gugus metoksi posisi para pada senyawa tersebut?




DAFTAR PUSTAKA

Firdaus,2009. Kimia Organik Fisis I. Makassar: UNHAS

Rabu, 25 Oktober 2017

Keasaman dan Kebasaan Senyawa Organik

Asam merupakan substansi yang memberikan ion berupa proton ke senyawa lain. asam organik adalah asam karboksilat atau asam yang terbentuk karena persenyawaan dengan senyawa organik . Asam organik dapat juga diartikan sebagai asam lemah karena ionisasi sangat tidak lengkap. Pada suatu waktu sebagian besar dari asam berada di larutan sebagai molekul yang tidak terionisasi.
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan karboksil, suatu istilah yang berasal dari karbonil dan hidroksil. Gugusan yang terikat pada gugusan karboksil dalam asam karboksilat bisa gugus apa saja, bahkan bisa gugus karboksil lain.
Suatu molekul asam karboksilat mengandung gugusan –OH dan dengan sendirinya dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air. Karena adanya ikatan hidrogen, maka asam karboksilat yang mengandung satu sampai empat atom karbon dapat bercampur dengan air. Asam karboksilat yang mempunyai atom karbon lebih banyak kebanyakan larut sebagian



Fenol memiliki -OH terikat pada rantai benzennya.
Saat ikatan hidrogen-oksigen pada fenol terputus, anda mendapatkan ion fenoksida , C6H5O-. Delokalisai juga terjadi pada ion ini. Pada saat ini, salah satu dari antara elektron bebas dari atom oksigen overlap dengan elektron dari rantai benzen.  Fenol merupakan salah satu asam organik yang keasamannya lebih lemah dibandingkan dengan asam acetik atau asam etanoik.


Basa menurut Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan electron). 
Amonia dalam larutan berada dalam kesetimbangan seperti berikut.


Sebuah ion amonium dibentuk bersama dengan ion hidroksida. Karena amonia merupakan basa lemah, keadaan ion tidak lama dan kembali lagi ke keadaan semula. Kesetimbangan bergeser ke arah kiri.
Amonia bereaksi sebagai basa karena adanya pasangan bebas yang aktif dari nitrogen, Nitrogen lebih elektronegatif dari hidrogen sehingga menarik ikatan elekton pada molekul amonia kearahnya. Atau dengan kata lain dengan adanya pasangan bebas terjadi muatan negatif sekitar atom nitrogen. Kombinasi dari negatifitas ekstra tersebut dan daya tarik pasangan bebas, menarik hidrogen dari air.

Gugus substituen yang tidak mengalami reaksi namum berlokasi di dekat pusat reaksi mengganggu kekuatan tersebut melalui penarikan elektron atau penyumbangan elektron. Substituen pemberi elektron meningkatkan kekuatan nukleofil (kebasaan) dan menurunkan kekuatan elektrofil (keasaman); hal yang sebaliknya terjadi pada substituen penarik elektron yang akan meningkatkan kekuatan elektrofil dan menurunkan kekuatan nukleofil pereaksi.


Daftar Pustaka 
Fessenden,R.J dan Fessenden J.S.1982. Kimia Organik Edisi Ketiga.Jakarta: Erlangga.
Firdaus,2009. Kimia Organik Fisis I. Makassar: UNHAS

Pertanyaan:
1. mengapa fenol lebih lemah daripada asam etanoik atau asam acetik?
2. bagaimana hubungan pKb dengan kebasaan suatu senyawa?

Rabu, 18 Oktober 2017

Aromatisitas

Senyawa aromatik adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap diantara atom-atom karbonnya dan  merupakan turunan benzene .senyawa aromatik sederhana, merupakan senyawa organik aromatik yang hanya terdiri dari struktur cincin planar berkonjugasi dengan awan elektron π yang berdelokalisasi. Sifat kimianya dicirikan oleh ikatan rangkap terkonyugasi secara sempurna dalam cincin.
Benzena merupakan senyawa aromatik sederhana. Benzena adalah senyawa organik dengan rumus molekul C6H6. Benzena tersusun atas 6 buah atom karbon yang bergabung membentuk sebuah cincin, dengan satu atom hidrogen yang terikat pada masing-masing atom. Benzena merupakan salah satu jenis hidrokarbon aromatik siklik dengan ikatan pi yang tetap.

Aromatisitas adalah sebuah sifat kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi.
Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik dan resonansi.
Syarat-syarat Aromatisitas
1. Molekul harus berbentuk siklik.
2. Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai orbital π, membentuk sistem berkonjugasi.
3. Molekul haruslah planar.
4. Jumlah elektron π molekul haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
5. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.
Contoh:


Kontrol Kinetik dan Termodinamika

 Beberapa reaksi kimia mempunyai kemampuan untuk menghasilkan lebih dari satu produk. Jumlah relatif dari produk yang dihasilkan lebih sering tergantung pada kondisi reaksi saat reaksi berlangsung. Perubahan pada jumlah reaktan, waktu, temperatur, dan kondisi yang lain dapat memperngaruhi distribusi pembentukan produk dari reaksi kimia tersebut.

Dalam suatu reaksi kimia ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jalannya reaksi tersebut. dalam reaksi kimia ada dikenal dua jenis kontrol, yaitu kontrol kinetik dan kontrol termodinamika. sebelum melakukan kontrol, harus diketahui terlebih dahulu apa jenis dari reaksi yang terjadi. Kontrol termodinamika atau kinetika dalam reaksi kimia dapat menentukan komposisi campuran produk reaksi ketika jalur bersaing mengarah pada produk yang berbeda serta selektivitas dari pengaruh kondisi reaksi tersebut.Kondisi reaksi seperti suhu, tekanan atau pelarut mempengaruhi jalur reaksi.

Pada suhu tinggi, reaksi berada di bawah kendali termodinamika (ekuilibrium, kondisi reversibel) dan produk utama berada dalam sistem lebih stabil. Pada temperatur rendah, reaksi ini di bawah kontrol kinetik (tingkat, kondisi irreversible) dan produk utama adalah produk yang dihasilkan dari reaksi tercepat.

Dari reaksi kimia yang terjadi dapat dilihat jenis produk pada reaksi tersebut, apakah tergolong pada produk kinetik atau produk termodinamika dengan melihat besarnya nilai energi aktivasi pada produk tersebut. Salah satu produk dapat memiliki energi aktivasi yang lebih besar yang berarti dalam prosesnya lebih mengutamakan kontrol kinetik.



Pada reaksi diatas dapat diketahui bahwa produk A berlangsung lebih cepat dibandingkan produk B. Hal ini dikarenakan basa akan lebih mudah untuk menyerang atom H pada posisi ke enam dibandingkan posisi kedua, B lebih stabil secara termodinamika daripada A (∆G lebih rendah), tapi A terbentuk lebih cepat (∆G‡ lebih rendah), sehingga dapat disimpulkan bahwa produk  terkontrol secara kinetik.
Akan tetapi jika reaksi reversible dan dibiarkan sampai mendekati kesetimbangan maka produk yang akan dominan adalah B. Di bawah kondisi tersebut, A yang mula-mula terbentuk akan kembali ke keadaan awal, sementara B yang lebih stabil tidak berkurang banyak. Maka dikatakan bahwa produk terkontrol secara termodinamik.

Jelaskan apakah dalam suatu reaksi salahsatu produk yang dihasilkan dapat dikatakan terkontrol kinetik dan termodinamik?


DAFTAR PUSTAKA
firdaus, M.S. 2009. Kimia organik fisis I. Makasar : Universitas Hasanudin.
http://pharmaxchange.info/press/2011/03/thermodynamic-product-vs-kinetic-product-with-examples/

STEREOCHEMICAL CONSIDERING IN PLANNING SYNTHESIS Retrosynthetic Analysis

STEREOCHEMICAL CONSIDERING IN PLANNING SYNTHESIS Retrosynthetic Analysis             Analisis retrosintetik (retrosintesis) adala...